Sabtu, 18 Februari 2012

Madrasah Diniyah Raudlatul Ulum

Sebagai pesantren yang para santrinya merupakan siswa siswi SMP dan SMU, juga mahasiswa dari berbagai PTN dan PTS yang ada di kota Malang, sistem pendidikan yang ada di Pesantren Raudlatul Ulum tentunya tidak mungkin diterapkan seperti pesantren salaf kebanyakan meski label pesantrennya tetap mengusung nama salafiyah.

Para santri di pesantren-pesantren salaf kebanyakan, menjadikan pesantren sebagai tujuan utama mereka dalam mencari ilmu. Sementara para santri di kebanyakan pesantren yang memberi fasilitas santri untuk sekolah umum, seperti di Pesantren Raudlatul Ulum ini, diakui atau tidak, dijadikan sebagai tujuan kedua setelah sekolah umum. Kemampuan mendalami segala pelajaran yang ada dipesantren bukanlah tolok ukur bagi para santri untuk menyatakan diri sudah layak keluar dari pesantren atau tidak. Mereka lebih menggunakan rampungnya sekolah umum untuk keluar dari pesantren, guna melanjutkan jenjang yang lebih tinggi di tempat lain. Dengan demikian, rata-rata usia mondok para santri sekitar 3 hingga 5 tahun, tergantung penyelesaian sekolah mereka.

Melihat kondisi seperti ini, Pesantren Nurul Huda tidak menargetkan pengajaran yang muluk-muluk sebagaimana pesantren salaf kebanyakan. Meski begitu Nurul Huda tetap menjadikan pesantren salaf sebagai tolok ukur pengajaran dan pendidikan dalam melakukan penilaian tingkat keberhasilan. Pesantren Nurul Huda, tidak memaksakan para santri untuk memahami materi pengajaran secara mendetail.

Materi-materi pengajaran ini, lebih digunakan sebagai instrumen mengasah diri untuk memiliki dzauq (perasaan) ilahiyah. Karena hanya dengan dzauq ilahiyah inilah, para santri diharapkan memiliki rasa khauf pada Allah, sebagai pondasi dasar membangun mental dan moral yang Islami. Semangat ini didasari oleh Hadits Nabi yang menyatakan:
إِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَاتَّبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُوهَا

Disamping itu pula, Pesantren Nurul Huda membiasakan adanya interaksi batin antara asatidzah dengan para santri, dengan selalu tidak henti-hentinya menganjurkan untuk saling mendoakan diantara kedua belah pihak. Setiap mengawali dan mengakhiri pelajaran dilakukan pembacaan doa bersama.

0 komentar:

Posting Komentar

Site Search